Tugas PPk
by Juli Sugiati
Semoga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Silahkan kita berbagi yuk.... Bagi yang ingin sharing silahkan melalui email ruangsman34jkt@gmail.com
Rangkuman Teori dan Teknik Konseling
Sumber : Buku Teori dan Teknik Konseling
Pengarang : Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih.
Tahun : 2014
GESTALT THERAPY
Perls
A.
Konsep Dasar
1. Manusia
dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan
2. Setiap
individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ
seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian
3. Manusia
aktif terdorong ke arah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku
4. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi
Hakikat Manusia Menurut Gestalt
1. Hanya
dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya
2. Merupakan
bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan
lingkungannya itu
3. Aktor
bukan reaktor
4. Berpotensi
untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi dan pemikirannya
5. Dapat
memilih secara sadar dan bertanggung jawab
6. Mampu
mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif
C. Asumsi
Tingkah Laku Bermasalah
1. Kurang
kontak dengan lingkungan, yaitu individu menjadi kaku dan memutus hubungan
antara dirinya dengan orang lain dan lingkungan.
2. Confluence,
yaitu individu yang terlalu banyak memasukkan nilai-nilai dirinya kepada orang
lain atau memasukkan nilai-nilai lingkungan pada dirinya, sehingga mereka
kehilangan pijakan dirinya dan kemudian lingkungan yang mengontrol dirinya.
3. Unfinished
business, yaitu orang yang memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi, perasaan
yang tidak diekspresikan dan situasi yang belum selesai yang mengganggu
perhatiannya.
4. Fragmentasi,
yaitu orang yang mencoba untuk menemukan atau menolak kebutuhannya seperti
kebutuhan agresi.
5. Tap
dog/underdog
Tap dog adalah kekuatan yang
mengharuskan, menuntut, dan mengancam.
Underdog adalah keadaan
defensive, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, dan ingin dimaklumi.
6. Polaritas/dikotomi,
yaitu orang yang cenderung untuk bingung dan tidak dapat berkata-kata (speechless) pada saat terjadi
dikotomi dalam dirinya.
D. Bentuk-Bentuk
Pertahanan Diri (Modes of Defense)
1. 1. Introyeksi
(Introjection)
Introyeksi
adalah memasukkan ide-ide, keyakinan dan asumsi tentang diri individu, seperti
apa individu seharusnya dan bagaimana individu harus bertingkah laku.
Contoh : “Anak laki-laki tidak boleh cengeng dan kamu harus selalu…”
2. Proyeksi (Projection)
Proyeksi
merupakan proses dimana individu melakukan atribusi kepada pemikiran, perasaan,
keyakinan dan sikap orang lain yang sebenarnya adalah bukan milik individu.
Retrofleksi
adalah proses dimana individu mengembalikan impuls-impuls dan respon-respon
kepada dirinya, karena ia tidak dapat mengekspresikannya kepada orang lain dan
lingkungan.
Defleksi
adalah metode penghindaran (avoidance) yaitu cara mengubah pertanyaan atau
pernyataan menjadi memiliki makna lain, sehingga individu dapat menghindari dan
merespon pertanyaan atau pernyataan tersebut.
Unfinished
business adalah perasaan-perasaan yang tidak dapat diekspresika pada masa lalu
seperti kesakitan, kecemasan, perasaan bersalah, kemarahan, dan sebagainya.
1. 1. Kursi
kosong (empty chair)
Kursi
kosong efektif digunakan untuk menyelesaikan unfinished business.
2. 2. Top
dog versus underdog
Menggunakan
dua kursi untuk membantu mengatasi konflik antara “yang saya inginkan” dan
“yang seharusnya”.
3. 3. Latihan
saya bertanggung jawab
4. 4. Membuat
serial (making the rounds)
Melibatkan
individu untuk berbicara atau melakukan sesuatu kepada orang lain dalam
kelompok.
5. 5. Bermain
proyeksi
6. 6. Pembalikkan
7. 7. Tetap
pada perasaan
8. Dan
lain-lain
1 Menyebabkan gangguan perkembangan pada individu adalah :
1. 1, Lapisan
Phony (The Phony Layer)
Individu
bertingkah laku sebagai pribadi yang bukan dirinya. Individu hidup dalam
fantasi yang diciptakan oleh diri sendiri dan orang lain.
Individu
cenderung untuk resisten menerima diri sendiri.
Individu
sering merasakan perasaan kematian (a sense of deadness) dan merasa hampa.
Individu
dapat menenrima bahwa ia mengalami perasaan kematian dan kehampaan, kemudia ia
menghadapinya dan tidak menghindarinya, maka lapisan implosifnya mulai terbuka.
Individu
dapat memperlihatkan dirinya yang asli dan mengekspresikan kepedihan,
kesenangan, dan kemarahannya tanpa harus menutupinya.
SEJARAH SMAN 34 JAKARTA
Berdirinya SMA Negeri 34 Jakarta diawali dengan surat
permohonan kepada Menteri P & K Nomor 1/Nn/SMA/1973 dan izin dari Kanwil P
& K DKI Jakarta yang ditandatangani oleh Asisten I Bidang Pendidikan Bapak
Saudswarman tanggal 24 Desember 1973.
Untuk mendukung segala keperluan pendirian, maka dibentuk
panitia pendirian SMAN VI Filial pada tanggal 27 Desember 1973 yang diketuai
oleh Kolonel Soenito Djojosoegito karena belum memiliki gedung sendiri, maka
untuk sementara pelaksanaan pendidikan dilaksanakan di SMP Negeri 68.
Untuk lokasi pendirian gedung digunakan :
1. Tanah milik BNI 46 seluas 1,5 ha di Cilandak.
2. Tanah milik Depdagri seluas 2 ha di Pondok Labu.
Berdasarkan surat Gubernur DKI Jakarta Nomor :
3165/A/K/BKD/73 tanggal 26 Desember 1973 dan Surat Perintah Kerja PPBTP tanggal
6 Juli 1974, maka pembangunan SMA VI Filial (cikal bakal SMAN 34) dimulai. Pada tanggal 28 Mei 1975, gedung baru SMA VI Filial
selesai dibangun dan diserahkan oleh Bapak Soewardi Lani selaku Ketua BP4
kepada Departemen P & K. Terhitung 2 Juni 1975, SMA VI Filial resmi
memiliki gedung sendiri di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Dengan segala daya dan upaya, SMA VI Filial dapat
melengkapi sarana yang diperlukan sehingga pada tanggal 13 September 1978, SMA
VI Filial ditetapkan menjadi SMA Negeri 34 Jakarta berdasarkan Surat Keputusan
Menteri P & K Nomor 0298/O/1978.
Pada awal berdirinya SMA Negeri 34 Jakarta berstatus sekolah reguler, kemudian dengan segenap prestasi yang diraih statusnya mengalami perkembangan pada setiap saat, mulai dari sekolah reguler berkembang menjadi sekolah pendamping unggulan kemudian menjadi sekolah unggulan tingkat Jakarta Selatan, kemudian menjadi sekolah unggulan tingkat Provinsi, dan saat ini SMAN 34 Jakarta tetap terus mengukir prestasi baik bidang akademik maupun non akademik.
Selama itu pula SMA Negeri 34 Jakarta sudah dipimpin oleh 15 orang kepala sekolah, yaitu :
1. Dra.Hj. Nanies Boedimoeljono tahun 1975 s.d. 1990
2. Dra. Hj. Rosni Rachman
tahun 1990 s.d. 1993
3. Drs. Wasis Ekyono tahun
1993 s.d. 1997
4. Drs. H. Subarjo, MM.
tahun 1997 s.d. 2001
5. Drs. H. Syahrial Gazali, M.Pd.
tahun 2001 s.d. 2003
6. Dra. Hj. Rachmawaty AR.,
MM. tahun 2003 s.d. 2005
7. Drs. H. Achmad Mukri S.
tahun 2005 s.d. 2008
8. Dra. Hj. Lestari tahun
2008 s.d. 2010
9. Dra. Hj. Radhiyati
Soehaili, M.Pd. tahun 2010 s.d. 2012
10. Drs. Ahmad Yani, MM.
tahun 2012 s.d. 2014
11. Drs. Mukhlis tahun 2014
s.d. 2015
12. Hj. Patra Patiah,
M.Biomed. tahun 2015 s.d 2016
13. Taga Radja Gah, M.Pd
tahun 2016 s.d 2017
14. Fatma Erlinda,S.Pd. tahun
2017 s.d 2019
15. Dra. Hj. Umi Harini, MM.
tahun 2019 s.d sekarang
Berdirinya SMA Negeri 34 Jakarta telah memberi kesempatan
kepada masyarakat di wilayah Cilandak dan sekitarnya dan warga masyarakat di
Jakarta Selatan untuk menyekolahkan putra/putrinya dalam menghasilkan SDM yang
berkualitas. Tahun pelajaran ini sekolah kita ditunjuk Direktur Pendidikan
Menengah sebagai SMA rintisan Sekolah model pemenuhan standar Nasional
Pendidikan.
B.
SMAN 34 SEBAGAI SEKOLAH BERWAWASAN
LINGKUNGAN
SMA negeri 34 Jakarta sebagai sekolah berwawasan
lingkungan hidup dimulai pada tahun 1996 melalui kerjasama dengan UNESCO. Kegiatan
kerjasama dimulai dengan penanganan sampah dan tanaman disekitar dengan prinsip
4R (recycle, replant, reuse, dan reduce).
Dilanjutkan dengan prestasi yang telah dicapai terkait
terkait lingkungan hidup yaitu mendapat penghargaan sekolah AdiwiyataTingkat
Nasional (2014), Adiwiyata Mandiri (2016). Peserta Lomba Toyota Eco Youth I
(2006) juara 2 sampai Toyota Eco Youth ke 10 (2016) dan tahun 2017 menjuarai
TEY 11 dengan materi pembuatan Biogas dari limbah organic yang diberi nama
POLAPENA, menjuarai lomba Ketahanan Pangan Kantin sehat tingkat Provinsi DKI
dan November tahun 2017 ini mendapat penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta
sebagai, “Sekolah Terbaik Dalam Pengelolaan Sampah”. Ini menyebabkan SMA 34
selalu berusaha menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan menyenangkan serta
menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan dengan menyediakan sarana dan kegiatan
yang berhubungan dengan lingkungan hidup yang bermanfaat bagi siswa dan warga
sekolah.
Konsep tentang lingkungan hidup telah diperoleh siswa dalam
topik Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) yang terintegrasi
dalam keseluruh mata pelajaran. Aplikasinya dilakukan pada kegiatan Gerakan
Cinta Lingkungan (GCL) yang dibentuk untuk mendukung SMA 34 sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri.
Kegiatan lingkungan hidup yang dilakukan diantaranya
adalah dengan membuat Program Kerja (Pokja) Bank Sampah,Green House, 3 R,
Hidroponik ,Komposting, IPAL, Fauna, Flora, Energi, Toga, Kantin sehat,
Kebersihan, Mading Lingkungan dan Divisi Acara Lingkungan Hidup. Kegiatan ini
melibatkan seluruh warga sekolah yaitu: siswa, guru, Tenaga Kependidikan,
Caraka, Penjual Kantin dan Orang Tua. Kegiatan lingkungan hidup yang
berkelanjutan sangat diperlukan
C. VISI,
MISI SMAN 34 JAKARTA
Sebagai sebuah institusi Pendidikan, SMAN 34 Jakarta
memiliki arah pandang kedepan yang tertiuang dalam Visi dan Misi SMAN 34 Jakarta,
sbb:
1. Visi
2. Misi
a. Menghasilkan
lulusan yang berakhlak mulia dan memiliki kompetensi akademik yang tinggi serta mampu bersaing.
b. Meningkatkan
pelayanan pendidikan dan bimbingan yang profesional sesuai dengan potensi dan
kecepatan belajar peserta didik.
c. Mengelola
satuan pendidikan sesuai dengan 8 standar nasional pendidikan yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter bangsa.
d.
Meningkatkan profesionalisme, kemampuan
bahasa Inggris dan TIK bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
e. Melaksanakan
proses pembelajaran berbasis TIK.
f. Membudayakan
lingkungan yang bersih, indah dan sehat.Mengembangkan perpustakaan digital (
e-library ) sebagai sumber belajar
g. Menumbuhkan
jiwa kewirausahaan