Rangkuman Teori dan Teknik Konseling
Sumber : Buku Teori dan Teknik Konseling
Pengarang : Gantina Komalasari, Eka Wahyuni dan Karsih.
Tahun : 2014
GESTALT THERAPY
Perls
A.
Konsep Dasar
1. Manusia
dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan
2. Setiap
individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ
seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian
3. Manusia
aktif terdorong ke arah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku
4. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi
Hakikat Manusia Menurut Gestalt
1. Hanya
dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya
2. Merupakan
bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan
lingkungannya itu
3. Aktor
bukan reaktor
4. Berpotensi
untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi dan pemikirannya
5. Dapat
memilih secara sadar dan bertanggung jawab
6. Mampu
mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif
C. Asumsi
Tingkah Laku Bermasalah
1. Kurang
kontak dengan lingkungan, yaitu individu menjadi kaku dan memutus hubungan
antara dirinya dengan orang lain dan lingkungan.
2. Confluence,
yaitu individu yang terlalu banyak memasukkan nilai-nilai dirinya kepada orang
lain atau memasukkan nilai-nilai lingkungan pada dirinya, sehingga mereka
kehilangan pijakan dirinya dan kemudian lingkungan yang mengontrol dirinya.
3. Unfinished
business, yaitu orang yang memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi, perasaan
yang tidak diekspresikan dan situasi yang belum selesai yang mengganggu
perhatiannya.
4. Fragmentasi,
yaitu orang yang mencoba untuk menemukan atau menolak kebutuhannya seperti
kebutuhan agresi.
5. Tap
dog/underdog
Tap dog adalah kekuatan yang
mengharuskan, menuntut, dan mengancam.
Underdog adalah keadaan
defensive, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, dan ingin dimaklumi.
6. Polaritas/dikotomi,
yaitu orang yang cenderung untuk bingung dan tidak dapat berkata-kata (speechless) pada saat terjadi
dikotomi dalam dirinya.
D. Bentuk-Bentuk
Pertahanan Diri (Modes of Defense)
1. 1. Introyeksi
(Introjection)
Introyeksi
adalah memasukkan ide-ide, keyakinan dan asumsi tentang diri individu, seperti
apa individu seharusnya dan bagaimana individu harus bertingkah laku.
Contoh : “Anak laki-laki tidak boleh cengeng dan kamu harus selalu…”
2. Proyeksi (Projection)
Proyeksi
merupakan proses dimana individu melakukan atribusi kepada pemikiran, perasaan,
keyakinan dan sikap orang lain yang sebenarnya adalah bukan milik individu.
Retrofleksi
adalah proses dimana individu mengembalikan impuls-impuls dan respon-respon
kepada dirinya, karena ia tidak dapat mengekspresikannya kepada orang lain dan
lingkungan.
Defleksi
adalah metode penghindaran (avoidance) yaitu cara mengubah pertanyaan atau
pernyataan menjadi memiliki makna lain, sehingga individu dapat menghindari dan
merespon pertanyaan atau pernyataan tersebut.
Unfinished
business adalah perasaan-perasaan yang tidak dapat diekspresika pada masa lalu
seperti kesakitan, kecemasan, perasaan bersalah, kemarahan, dan sebagainya.
1. 1. Kursi
kosong (empty chair)
Kursi
kosong efektif digunakan untuk menyelesaikan unfinished business.
2. 2. Top
dog versus underdog
Menggunakan
dua kursi untuk membantu mengatasi konflik antara “yang saya inginkan” dan
“yang seharusnya”.
3. 3. Latihan
saya bertanggung jawab
4. 4. Membuat
serial (making the rounds)
Melibatkan
individu untuk berbicara atau melakukan sesuatu kepada orang lain dalam
kelompok.
5. 5. Bermain
proyeksi
6. 6. Pembalikkan
7. 7. Tetap
pada perasaan
8. Dan
lain-lain
1 Menyebabkan gangguan perkembangan pada individu adalah :
1. 1, Lapisan
Phony (The Phony Layer)
Individu
bertingkah laku sebagai pribadi yang bukan dirinya. Individu hidup dalam
fantasi yang diciptakan oleh diri sendiri dan orang lain.
Individu
cenderung untuk resisten menerima diri sendiri.
Individu
sering merasakan perasaan kematian (a sense of deadness) dan merasa hampa.
Individu
dapat menenrima bahwa ia mengalami perasaan kematian dan kehampaan, kemudia ia
menghadapinya dan tidak menghindarinya, maka lapisan implosifnya mulai terbuka.
Individu
dapat memperlihatkan dirinya yang asli dan mengekspresikan kepedihan,
kesenangan, dan kemarahannya tanpa harus menutupinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar yang membangun untuk kemajuan penulis. Terimaksih